Bagian suatu bangunan yang paling awal dibuat adalah pondasi. Letak pondasi ada dibagian bawah, dan memikul beban bangunan tersebut. Pondasi yang umum dibuat (termasuk rumah yang dibangun penulis), yakni pondasi batu belah, dan pondasi setapak (foot plat). Menentukan ukuran pondasi yang tepat dan efisien dilakukan dengan proses hitungan struktur, berdasarkan daya dukung tanah, serta beban bangunan. Namun untuk rumah tinggal 1 lantai, biasanya tanpa melakukan proses hitungan struktur, ukuran pondasi menggunakan ukuran yang umum digunakan. Penulis sendiri menentukan ukuran pondasi rumah 1 lantai sejak masa pendidikan di sekolah bangunan, sehingga bisa menentukan ukuran pondasi berdasarkan kebiasaan penulis.
Sebelum membuat pondasi, perlu di lakukan penggalian tanah. Galian tanah dibuat sedikitnya sama dengan lebar pondasi, sehingga proses penggalian bisa dilakukan jika ukuran pondasi sudah ditetapkan. Jika tidak kita tetapkan, maka pelaksana di lapangan akan menentukan sendiri berdasarkan pengalaman pribadi. Ini pula yang dialami penulis saat itu. Dikarenakan penulis hanya memberikan gambar denah rumah saja, maka pelaksanan di lapangan membuat lebar galian pondasi kurang dari yang diinginkan.
 |
| Galian pondasi kurang lebar (penulis menghendaki lebih lebar) |
Dari sini komunikasi dan proses cek di lapangan perlu sering dilakukan. Sehingga sebelum terlambat, galian pondasi bisa dibuat lebih lebar sesuai keinginan.
 |
| Contoh sebagian denah pondasi |
Tulisan diatas adalah cerita asli yang penulis alami. Beberapa hal yang penulis dapatkan dari pengalaman tersebut antara lain :
- Gambar kerja yang lengkap sangat membantu proses pelaksanaan di lapangan.
- Tanpa gambar kerja, pelaksana dilapangan akan bertindak sesuai kebiasaan, sehingga perlu komunikasi yang sangat sering agar proses pelaksanaan berjalan sesuai keinginan.
Postingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar