Salah satu tanda daerah penghasil kayu jati di Indonesia, adalah dengan banyaknya perabotan - perabotan jati asli. Baik berupa jati kampung, maupun jati resmi Perhutani.
Selain rumah penduduknya yang bermaterial dominan kayu, perabotanpun juga didominasi dengan perabotan berbahan pokok kayu jati. Kayu jati bisa dibuat langsung menjadi perabotan apa adanya tanpa perapihan - perapihan menyeluruh. Dapat pula diolah menjadi perabotan standar dengan pemangkasan dan perapihan kayu.
Contoh rumah kayu jati
Berdasarkan pengamatan penulis, furniture yang umum bisa dikelompokkan :
Furniture Jati Murni
Pohon jati yang sudah cukup umur, dipotong sesuai kebutuhan dan dibentuk apa adanya menjadi kursi, meja, almari. Bentuknya pun mengikuti bentukan alamiah kayu, tanpa proses perapihan bentuk. Hanya saja bentukan luarnya tetap diberi finishing sekedarnya. Furniture, tidak bisa diatur / dibuat sama. Tidak ada standar secara teknis mengenai ukuran / bentukannya. Ukuran yang ditetapkan biasanya ukuran luar guna memudahkan pengelompokkan / pemberian nama. Misal : kursi jati A, dengan ukuran 80x70x90. Dalam 1 kelompok tersebut, mungkin ada kursi yang hanya berukuran 75x64x88, dengan bentuk yang berbeda - beda pula.
Contoh meja - kursi kayu jati
Perabotan ini biasanya memiliki bobot yang cukup besar. Dari kayu jati yang didapat, tidak banyak elemen yang dikurangi. Sehingga bobotnya juga tidak banyak berkurang.
Volume bahan yang dibutuhkan untuk membuat furniture cukup dengan taksiran, dan menggunakan bahan yang tersedia. Disini keterampilan dan ide pengolahan pembuat furniture sangat dibutuhkan.
Furniture Jati Olahan
Pohon jati dibuat balokan - balokan, serta papan - papan dengan ukuran standar. misal, balok jati ukuran 10x10x300, atau yang semisalnya. Dari papan - papan dan balok - balok kayu ini, kemudian dibuat perabotan dengan ukuran yang bisa ditetapkan secara teknis, sehingga diperoleh perabotan - perabotan yang seragam. Misal : meja ukuran 80x80x75, atau yang semisalnya.
Contoh almari kayu
Perabotan ini menggunakan balok - balok dan papan - papan dengan ukuran standar. Sehingga bisa direncanakan bobotnya, dengan menghitung bobot dari tiap elemen pembentuknya. Kekuatan dan daya tahan perabot pun bisa direncanakan.
Volume bahan yang dibutuhkan untuk membuat furniture cenderung tetap dari waktu ke waktu, dan dapat diperkirakan / direncanakan. Gambar kerja dan penghitungan volume bisa dilakukan dengan teliti. Kelengkapan dokumen perencanaan sangat dibutuhkan disamping keterampilan pembuat furniture. Kelengkapan yang dimaksud dapat berupa gambar kerja detail pembuatan.
Sekian, semoga bermanfaat
sumber foto : koleksi pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar