Langkah sebelum membuat dinding diatas pondasi, berupa pembuatan sloof. Fungsi sloof ini (menurut penulis) diantaranya :
- Meratakan beban dari dinding dan elemen di atasnya sehingga beban tidak berpusat pada titik – titik tertentu.
- Sebagai elemen struktur utama. Sloof akan menghubungkan dua tiang atau kolom. Diatas kolom direncanakan dibuat balok struktur pula. Sehingga dinding bukan sebagai elemen struktur, namun hanya elemen pengisi saja.
- Mencegah air dari tanah agar tidak naik ke dinding. Penulis beranggapan bahwa sloof terbuat dari adukan beton, sehingga diharapkan hasil jadinya berupa sloof yang kedap air.
Ukuran sloof yang digunakan selain sloof praktis, berupa sloof struktur, karena memang pada awal nya penulis berencana membuat rumah dari struktur dahulu, hingga terpasang atap. Walaupun pada proses ke depanya, ada perubahan rencana.
Ukuran sloof yang digunakan penulis yakni (sesuai gambar kerja):
- Sloof struktur 15 x 30, dengan tulangan utama Ø12mm (pojok), tulangan tengah Ø8mm. Ukuran begel yang digunakan Ø6mm
- Sloof struktur 15 x 25, dengan tulangan utama Ø12mm. Ukuran begel yang digunakan Ø6mm
- Sloof praktis 15 x 20, dengan tulangan utama Ø10mm. Ukuran begel yang digunakan Ø6mm
Sudah semestinya pembuatan sloof, sama seperti pembuatan beton (terutama balok beton) pada umumnya, ada syarat – syarat tertentu yang perlu diperhatikan. Namun karena rumah yang akan dibangun hanya 1 lantai, maka syarat – syarat tersebut tidak terlalu penulis perhatikan.
Beberapa kendala pokok yang penulis alami terutama pada saat pangadaan besi beton. Seperti kendala sebelumnya, pengadaan material besi beton dikarenakan kondisi keuangan yang ada. Selain itu pengadaan pasir juga cukup merepotkan.
Demikian sedikit pengalaman penulis pada proses pembautan sloof rumah tinggal 1 lantai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar